Rabu, 10 Oktober 2012

Mudah disini, sukar disana

Gw bukan mo nyombong apalagi riya di post gw kali ini. toh masih banyak banget yang berada di atas gw kok. gw masih nothing dibandingin kalian yang mungkin baca postingan gw ini.

Ini cuma bahan pemikiran otak gw yang mulai tumpul aja belakangan ini. semenjak jagain nene gw weekend kemaren sampe hari berikutnya gw sama oom cuti bersama saking tepar nya, gw keingetan sepupu oom yang di rawat di rumah sakit juga. ada pendarahan di otak karena jatuh dari sepeda. dua minggu di rumah sakit, habis 55 juta. (seharga cash rumah KPR gw tuh). uang rumah sakit sebanyak itu di cover asuransi sebesar 40 juta, sisa 15 juta, 5 juta keringanan dari rumah sakit karena mungkin sepupunya oom ini mengajukan keterangan keluarga ga mampu, dan sisa 10 juta boleh dibayar dengan cara dicicil selama 20 bulan. artinya setiap bulan dibayarkan 500ribu. *ehm, matematika gw masih cihuy kan. hihihi

500 ribu yang dibayarkan itu, masih ditanggung keluarga besar sepupu oom. artinya keluarga nya oom. artinya oom juga. setiap bulan, beberapa keluarga yang dianggap 'mampu' membantu sepupunya oom itu untuk membayarkan 500rb ke rumah sakit sebagai pemenuhan cicilan. keluarga sepupu oom yang sakit itu, sama kaya keluarga normal pada umumnya. ayah yang bekerja, ibu rumah tangga dan 2 anak yang bersekolah di sekolah negri. *kalo gw, bokap nyokap gw kerja. 1 anak kuliah, 1 anak sekolah dan 1 anak kerja. yaitu gw.
Kalo diliat2, masih beruntung mereka kan? at least, more normal than me.

Tapi, cicilan yang menurut gw itu kecil dan mudah, terasa sangat sulit buat mereka. sampe2 membutuhkan 'tangan' orang lain untuk menopang mereka. ya Rabb,,,, betapa kufur gw selama ini. sombong dan riya. gw selalu merasa betapa gw paling menderita di dunia ini, betapa gw saking miskinnya diantara temen2 gw, betapa tersakitinya gw dikehidupan gw. seharusnya gw sadar, beruntungnya gw disini, berharganya gw sekarang, dan 'kaya' nya gw disini.

Balik ke nene gw yang masih stay in bed at hospital, 1 minggu ini 'sewa' kamarnya uda habis 7 juta. belum obat dan kunjungan dokternya. angka segitu gampang aja di handle 1 orang anak nene.

Dari 2 kasus soal pe rumah sakit an, kemudahan yang di rasa nene gw, berbeda jadi kesukaran buat sepupu oom.

Padahal, gaya hidup sepupu oom masih terbilang normal dan konsumtif. bener2 ga keliatan sampai terbentur kejadian yang menunjukkan kenyataan.

*tarik nafas dalem-dalem kemudian menghembuskannya lama-lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca curahan hati disini. Mohon maaf jika tidak berkenan atas isi postingannya. Terima kasih bila berkenan meninggalkan jejak. ^^