Belakangan ini lagi hot - hot nya berita Adi Bing Slamet yang merasa di 'sesat' kan oleh seonggokorang yang bernama eyang Subur. -ga usah gw jabanin panjang kali lebar sama dengan luas juga kali yah di postingan gw ini perihal battle antara Adi versus Subur. Pasti pada lebih tau dibanding gw yang cuma bisa nonton gosip pas jam makan siang di kantin. (kalo di rumah kudu ngalah sama oom yang doyan nonton saluran olahraga ato berita sekalian)-
Sebagai wanita karir yang juga istri rumah tangga, acara nonton baru bisa gw lakukan kalo semua pekerjaan rumah uda selese. Dan biasanya bertepatan dengan jarum pendek jam menunjukkan ke angka setelah 9 malam. Mana ada siaran gosip jam segitu. Ya gak? So, kalo ga googling cari info ter update di web, kalo ga, ya itu deh, nonton tv pas makan siang di kantin.
Pekerjaan gw sekarang, adalah di bidang jasa logistik. Mencakup eksport - import, legal, warehouse juga transportasi. Dan gw ada di bagian office nya. Kantor gw sekarang terdiri dari ribuan tenaga kerja yang prosentase terbesarnya adalah di bagian operasional. Gw, yang di office, letaknya berjauhan dengan 'office2' para pekerja operasional itu. Namun, kita semua akan di persatukan saat jam makan siang. Di aula kantin yang luas, selayaknya para pengungsi yang menanti jatah raskin. Gw yang bekerja di office depan, ga begitu kenal (bahkan ga kenal sama sekali) sama para pekerja yang di 'office' belakang. Disamping jumlah mereka yang sangat banyak, juga berganti2, dikarenakan status pekerja mereka jarang yang karyawan tetap.
Biasanya kalo di kantin pada saat jam makan siang itu, gw bakal makan mengelompok di meja yang isinya pekerja office depan. Dan para pekerja 'office' belakang akan menggerombol pula. Makin ga kenal lah kami semua.
Suatu siang, kebetulan di monitor tv kantin menayangkan adegan berapi2 seseorang yang mengaku 'korban' dari eyang Subur. Gaya bicaranya yang berapi2, menggelegar, berteriak, membuat gw, dan hampir seluruh karyawan yang sedang makan di kantin ikut 'terbakar' dengan 'orasi' si 'aktor' tersebut. Dan tanpa ragu, kami semua mengangkat sebelah tangan kita ke atas kepala sambil mengepal dan berteriak 'MERDEKA'. Begitu terus sampai sang 'aktor' berhenti ber 'orasi' dan tayangan pun berganti ke tayangan iklan. Setelah itu, kami tertawa bersama. Menertawakan 'kekompakan' kami semua dalam perjuangan versus eyang Subur.
Situasi yang dahulu saling cuek, karena kami sama2 ga kenal. #tak kenal maka tak sayang#. Sekarang, walopun kami masih ga tau nama masing2 dari kami, minimal, setiap kami berpapasan, kami selalu melempar senyum, walau tipis, sama2 membayangkan 'perjuangan' kami di kantin kemarin.
Ah,,, damai rasanya hati ini. Saling melempar senyum (yang pasti gratisan juga ga bikin kepala benjol karena dilempar senyum bertubi2) dengan sesama manusia disini. Semua berkat eyang Subur nih. Kalo ga ada pemberitaan mengenai dia, pasti deh acara makan siang disini sama seperti acara makan siang hari2 sebelumnya. Walaupun kita disatukan dengan 1 seragam yang sama, tapi kita ga saling mengenal. Saling berjauhan dengan tatapan mata yang ga bersahabat. Sekarang, berkat Subur kita jadi saling 'mengenal' walopun tidak 'sedekat' hubungan Adi bing Slamet vs eyang Subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca curahan hati disini. Mohon maaf jika tidak berkenan atas isi postingannya. Terima kasih bila berkenan meninggalkan jejak. ^^