Bismillahirahmanirahiim
Kawanku yang baik akhlaqnya, dengan menyebut asma Allah yang maha mulia, mengawali membedah kitab salwa al haziin, qashash waqiyyah muatsirah karangan sulaiman bin Muhammad bin Abdullah al ustsain..semoga Allah limpahkan rahmat kepadanya dan keluarganya
Kawanku yang budiman. Jika diantara kita mengalami suatu musibah cobaan dengan kesedihan yang sangat mendalam bahkan berlarut larut menyita waktu sebagian waktu dan hidup kita, maka ketahuilah bahwa semua itu merupakan itu merupakan sandiwara yang pasti kita jalani sebagai lakon hidup yang telah disekenariokan oleh sang pemilik kehidupan dan pencipta Alam ini, bersabarlah kawan, tidak selamanya gelap akan terus gelap, tidak selamanya hujan akan terus hujan, suatu saat akan datang cahaya… suatu saat akan datang terang dan pelangi keindahan akan menghampiri kehidupanmu… bersabarlah… insyaAllah. Kebaikan kan tercurahkan kepadamu….
Sebuah kisah semoga bermanfaat..
Pada tahun 1407 H. ketika melakukan suatu tugas pekerjaan, Aku( sulaiman bin Muhammad bin Abdullah al ustaim) bertemu dengan seorang laki – laki, tugas itu memakan waktu lebih dari sebulan, sehingga terjadilah persahabatan yang akrab antara kami berdua. Suatu ketika aku bertanya kepada lelaki itu” sobatku yang baik dan terhormat’, aku tahu engkau belum menikah padahal sekarang umurmu sudah mendekati hamper 40 tahun. Kenapa mesti menangguhkan pernikahan? Orang sepertimu pasti tahu manfaat – manfaat yang banyak dari menikah.”

Temanku itu diam, kemudian katanya… “Ah…ah” sobat, agaknya kamu suka ngomong yang tidak perlu, demi Allah, aku benar – benar sudah capek mencari dan mencari calon istri, sampai aku putus asa dan akhirnya aku tak ingin menikah, sejak lebih dari tujuh tahun yang lalu aku sudah sering melamar, tapi terus –terusan ditolak. Tahukah kamu sahabat, aku telah mengetuk lebig dari 18 pintu. Setiap kali aku ketuk aku berkata dalam hati “mereka pasti akan menerimaku, InsyALLAH”. Tapi tak lama kemudian ternyata mereka menolak. Tentu saja aku sedih, aku tidak bisa tidur, dan melamun lama sekali, hingga timbul pikiran pikiran dalam benakku, benarkah nasibku begini? Benarkah? Sehingga aku benar – benar ragu terhadap diriku sendiri, bahkan aku menuduh yang tidak – tidak terhadap diriku, akhlaqku dan keluargaku. Betapa seringnya aku makin sakit hati dan sedih ketika ada sebagian dari kerabatku atau orang orang yang aku kasihi mengecamku “kenapa kamu tidak kawin – kawin juga”? aku merasa kesulitan sekali untuk menerangkanya apa duduk persoalan yang sebenarnya kepada seriap orang.”
Aku berkata kepada temanku itu meski aku malu – malu, karena aku merasa telah membuatnya kesulitan; “sobat, bergembiralah ! engkau akan menerima kebaikan, karena yang baik adalah apapun yang dipilihakan Allah untuk hambanya dan jangan putus asa, mintalah taufiq dan kesudahan yang baik kepada tuhanmu”Allah..
Berhentilah pembicaraan antara kami berdua” dan hampir lima bulan lamanya kami tidak bertemu. Tiba –tiba temanku itu menghubungiku dan mengundang untuk menghadiri pesta pernikahanya, aku senang sekali dan aku ucapkan selamat kepadanaya.
Kira kira dua tahun setelah menikah, aku berjumpa lagi denganya, dia Nampak bahagia sekali. Dia memberi kabar tentang kelahiran anaknya, kemudian,aku katakan kepadanya “bagaimana keadaaanmu dan keadaan istrimu”
“MasyaAllah, “katanya, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala nikmatnya yang lahir maupun yang batin, aku kabarkan kepadamu bahwa aku telah mendapat nikmat yang besar sekali, sungguh Allah mengkaruniakan kapadaku istri yanag menentramkan hatiku dari segala seginya. Dia adalah wanita yang shalih, terpelajar, cerdas, cantik fisik dan akhalqnya,dan sangat baik sikapnya. Allah telah menjadikan kasih saying diantara kami berdua sehingga kami merasa sangat bahagia. Dia benar – benar memuliakan aku dan memuliakan keluargaki, khususnya orang tuaku, ayah ibuku telah tua, keduanya sangat membutuhkan perhatian khusus dan istriku telah melakukan itu dengan sangat baik dan sempurna. Alhamdulillah demi Allah, aku benar benar memuji setiap mengingat penderitaanku ketika ditolak oleh orang orang yang dulu itu, dan aku katakana Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tekah menjadikan mereka menerima lamaranku. Aku juga senantiasa memohon kepada Allah agar senantiasa memberiku kebahagiaan kepadaku dan kepada saudara saudaraku kaum muslimin. Amien
Kawanku, apa yang bisa dipetik dari kisah diatas, tahukah kamu..
Sungguh kesabaran akan menuai manis pada akhirnya.. sabarnya seorang sahabat yang terus terusan di tolak pinangannya disana sini, namun pada akhirnya Allah pilihkan yang sangat terbaik untuk dirinya dan keluarganya.. subhanallah.. innaAllaha ma’a shabirin.. sesungguhnya Allah bersama orang –orang yang sabar.
Kawanku yang berbahagia.. bersabarlah andai engkau sekarang belum mendapatkan jodohmu, berpikiran baiklah kepada Allah, jangan sekali kali menghujatnya, karena kondisi kamu sekarang. Perlu dicatat kawan “jodoh, rezeki,dan mati “ sudah Allah tulis di Laugh Mafhud. Jodohmu tak akan pernah tertukar, rejekimu tak akan pernah habis dan matimu pasti akan datang menjemputmu, kawan barangkali Allah belum memprtemukan jodohmu dikarenakan mungkin dengan itu kamu dituntut untuk terus menimba ilmu dan belajar mengamalkanya kepada sesama yang menbutuhkan pertolonganmu, mungkin Allah memintamu untuk berkerja dengan giat untuk mencukupi keluarganmu.. memperbaiki kualitas hidupmu dan membantu orang orang tidak mampu disekitarmu, mungkin juga Allah tengah mengujimu, menguji sejauh mana kesabaranmu, menguji seberapa tinggi imanmu, menguji seberapa besar cintamu…cinta kepada anak ank yatim, cinta kepada ibu bapakmu.. cinta kepada saudaramu dan cinta kepada guru – gurumu…
Bersabarlah kawan, semoga itu menjadikan pahala atasmu dan atasku..
Duhai calon istriku… dimanakah kamu berada, insyaAllah aku kan setia menanti kedatanganmu..
Semoga bermanfaat

source : disini